Selasa, 29 Juli 2008

Proklamasi 17 Agustus 1945

Soekarno membaca naskah Proklamasi yang sudah diketik Sajuti Melik dan telah ditandatangani Soekarno-Hatta


Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima di Jepang, oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Zyunbi IInkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.

Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan.

Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol no. 1. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan Hatta.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

[sunting] Peristiwa Rengasdengklok

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka menculik Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka langsung menuju ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No. 1 (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) yang diperkirakan aman dari Jepang. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.

[sunting] Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Yamamoto dan Laksamana Maeda

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Letnan Jenderal Moichiro Yamamoto, komandan Angkatan Darat pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda dengan sepengetahuan Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.

Setelah itu mereka bermalam di kediaman Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) untuk melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Rapat dihadiri oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[2] (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

Sebelumnya para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak asing yang masih menguasainya. Tetapi mayoritas anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi seperti adanya hingga sekarang.

Para pemuda juga menuntut enam pemuda turut menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Para pemuda menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud dengan membubuhkan anak kalimat "atas nama Bangsa Indonesia" Soekarno-Hatta.

[sunting] Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional dengan bingkai
Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional dengan bingkai[3]

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]


Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari otto iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

[sunting] Isi Teks Proklamasi

Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta


Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.

[sunting] Naskah Otentik

Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.

Sementara naskah yang sebenarnya hasil gubahan Muh. Hatta, A. Soebardjo, dan dibantu oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat. Adapun bunyi teks naskah otentik itu sebagai berikut:

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17, bulan 8, tahun 45
Wakil2 bangsa Indonesia.

[sunting] Peringatan 17 Agustus 1945

Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh bagian dari masyarakat ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing.

[sunting] Lomba-lomba tradisional

Perlombaan yang seringkali menghiasi dan meramaikan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI diadakan di kampung-kampung/ pedesaan diikuti oleh warga setempat dan dikoordinir oleh pengurus kampung/ pemuda desa

[sunting] Peringatan Detik-detik Proklamasi

Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku Inspektur Upacara. Peringatan ini biasanya disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun televisi. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih (Bendera Pusaka), pembacaan naskah Proklamasi, dll. Pada sore hari terdapat acara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.


Minggu, 27 Juli 2008

Pare Kota ADIPURA

Kota PARE adalah sebuah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Kediri. Gambar dibawah menunjukkan jantung kota PARE. Disini dibangun sebuah monumen adipura yaitu untuk mengenang sebuah penghargan yang pernah diraih pare sebagai kota terbersih. dijantung kota pare ada sebuah alun2 yang dinamakan thamrin. Tamrin adalah singkatan dari Taman rindu. disini banyak taman2 yang digunakan oleh anak muda untuk memadu kasih. sebagai taman kota tamrin juga di gunakan untuk tempat mencari nafkah dari sebagian pedagang. karena tempatnya yang ramai tamrin menjadi tempat berjualan para pedagang.


Kota Pare Beda dengan kota kota lain yang ada dikediri. menurut pengamatan saya kota pare sangat berkembang pesat dalam hal perekonomian. di kota pare banyak bermunculan usaha-usaha sehingga masyarakat di kota pare memiliki taraf ekonomi yang bagus.




Pare Adalah salah satu kecamatan terbesar di kabutaen kediri. dari hasil penilitian kami kota pare memiliki potensi yang bagus dalam hal usaha. karena kemajuan kota pare yang sangat pesat banyak para pengusaha mengaembangkan usahanya di kota pare. denagan kemajuan yang cukup pesat hendaknya diimbangi oleh sumber daya manusia yang bagus pula, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan sosial.



Pare hanyalah kota kecil di pinggiran kota kediri. dan memiliki taman dipusat kota yang dinamakan Thamrin. pada malam hari taman ini sangat ramai di kunjungi oleh warga pare dan sekitarnya untuk refresing. banyak aneka hiburan yang ada disini. Orang Tua yang memiliki anak kecil tidak perlu khawatir untuk memberi hiburan ke anaknya. di taman ini tinggal pilih mainan ada kereta berjalan ada mobil2an, dll pokoknya banyak. mau bawa oleh2 jangan kwatir banyak aneka jajanan disini tinggal pilih aja.


Demikian sedikit gambaran kota pare. kota yang pernah mendapat 2 kali pengharggan adipura.walaupun berada dipinggiran sebelah timur kota kediri tapi kota pare sangatlah maju. dari segi ekonomi, sosial, budaya kota pare memiliki potensi yang bagus. banyak aneka ragam kerajinan yang ada di pare, tempat hiburan yang tidak kalah dengan dikota, tempat2 wisata yang bagus2. Walaupun kota pare sudah hampir menyyamai kota2 lain yang ad di jawa timur hendaklah lebih dimaksimalkan potensi yanga ada dipare sehingga dapat mengurani angka kemiskinan yang ada di pare. hendaklah masyarakat pare merawat hasil pembangunan yang ada karena tanpa peran serta dari masyarakat kota pare tidak akan mengalami lemajuan seperti sekarang ini. Maju terus PAREKITA

Selasa, 22 Juli 2008

Bersimpuh dan Sujud SYukur.



HiduP AdAlaH AnuGraH TuHaN Buat Kita yanG ada DiDunia. SediH,GeMbira AdLah Hal Yang biAsa Di aLAmi Oleh Semua Orang. SetiAp Saat Kita Pasti dihadapkan Pada Problema Kehidupan Yang kadang-kadang membuat kita merasa susah dan senang. Sebetulnya MasAlah yang menimPa kita Adalah Anugrah Dari Tuhan Yang harus kita syukuri KArenA dengaN masalah Itu kITa dapaT Memperbaiki Diri/intropeksi Diri Supaya Hidup Kita LebiH Baik,dan ambillah hikmah dari setiap kejadian itu dan tidak semua kejadiaN YaNg yang Menyedihkan itu buruk untuk kita. ada ayat dari alquran yang berbunyi sesungguhnya di dalam kesulitan diapit oleh 2 kemudahan dan ayat yang lain berbunyi sesungughnya setelah kesulitan ada kemudahan. Manusia tempat nya SalaH daN doSa tapi kita diberi 2 pilihan oleh tuhan yaitu jalan yang benar dan jalan yang salah tinggal kita mau yang mana. ada petuah dari orang tua yang berbunyi:

''LUNGOHO MENYANG EMBONG PRAPATAN"
"GOLEKONO TAPAK'E KUNTUL MABOR"
"SUSUHE ANGIN"
"GALIHE KANGKUNG"
"BANYU PARWITOSARI"

DUNIA INI HANYA TEMPAT KITA UNTUK MAMPIR DAN AKAN MELANJUTKAN KESUATU TEMPAT YANG KEKAL DAN TEMPAT ITU ADALAH TEMPAT KITA UNTUK SELAMA2NYA.

-Jangan sia-siakan hidup yang cuma sekali2 ini.gunakan waktumu yang singkat ini untuk beribadah kepada tuhan.
-Ayo Bangkit!!! Kobarkan Semangatmu"RAWE2 RANTAS MALANG2 PUTUNG"
-jADikan Hidupmu Berguna untuk OraNg lain
-DeNgan Kemampuanmu Jadikan DiRi Kita Untuk SeLalu BerBuat seSuatu Yang Membuat orang Lain Bahagia"

beRdoa Adalah Kunci DaRi Semua Kesuksesan
KiTA Tidak Bisa Merubah Suatu TAkdir Dengan Hanya Mengandalkan Ihtiyar Lahiriyah.
BerJanjilah Pada dirimu mulai hari ini saya akan melakukan sesuatu yang baik.
kata AA Gym!! mUlai dengan 3m
-Mulai LAh Dari diri sendiri
-Mulai LAh dari hal yang kecil
-Mulai LAh saat ini

SemoGa Yang MeMBAca Bisa Memahami Dan Menjadi Inspirasi.
Goodluck

Gitar Penyejuk HAti
Bernyanyi? aduh!! bikin hati jadi happy?! bikin suasana yang sepi jadi ramai?! bikin pikiran yang kalut jadi tenang> ayo lantunkan lagumu dengan gitarmu. Gitar adalah suatu alat musik yang cara memakainya dengan cara dipetik. gitar akan mengasilkan suara yang enak didengar jika senarnya dipetik mengikuti alur lagunya. aq kurang bisa main gitar sih, tapi aku senang bernyanyi dengan gitar.


Borobudur

Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad ke-9

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.

Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.

Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).

Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.

Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.

Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.

Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.





Jumat, 11 Juli 2008

TEMPLEK PENGRAJIN GENTENG


Templek adalah suatu dusun dimana matapencaharian orang2 dari kerajinan. dusun ini layaknya dusun2 lain yang ada di daerah2 di indonesia. kerajinan yang di hasilkan adalah genteng . setiap hari masyarakat didusun ini membuat kerajinan genteng sebagai home industri. templek bukanlah satu2nya dusun sebagai penghasil genteng banyak kota - kota di jatim yang menghasilkan genteng. tetapi kualitas genteng di dusun templek bisa di bandingkan dg kualitas genteng dari kota2 yang ada di jatim.
ini adalah bahan baku untuk membuat genteng. bahan ini di dapat dari tanah yang digali dari pekarangan kemudian dikumpulkan jadi satu. Tidak semua tanah dapat digunakan untuk membuat genteng. tanah yang dipilih adalah tanah yang berupa lempung. sebelum diproses lebih lanjut tanah ini di beri air agar tambah lunak dan memudahkan untuk di giling/diselep.Seperti gambar di bawah ini.

ini adalah model dari selep/mesin penggiling dari tanah. mesin ini menggunakan bahan bakar solar. dengan desain yang seperti anda lihat di atas mesin ini bekerja dengan memutar penggiling yang digerakkan oleh puli yang terhubung dengan putaran yang dihasilkan olh diesel. sehingga menghasilkan putaran pada molen/ 2 benda yang saling berputar untuk menggiling tanah. cara kerjanya tanah yang sudah ada tadi dimasukkan kewadah yang ada dengan menggunakan cikrak dan dimasukkan ke alat penggilingan, kemudian akan menghasilkan tanah beupa lemoung seperti yang ada dibawah ini
Tanah yang tadi sudah dimasukan kepenggilingan akan keluar seperti yang anda lihat pada gambar diatas yaitu tanah sudah berubah menjadi lempung. lempung ini yang nantinya akan diproses menjadi sebuah kerajinan genteng. kemudian para pekerja mengumpulkan hasil gilingan dan dibuat seperti bundaran besar untuk dikumpulkan lagi seperti gambar di bawah
Para pekerja tersebut mengankat hasil gilingan berupa lempung untuk dikumpulkan menjadi satu yang istilah disana dinamakan Gemukan. gemukan inilah yang nantinya akan diproses dengan diiris lagi untuk dijadikan bundaran bundaran kecil yang akan diproses lagi menjadi genteng.setelah dikumpulkan sehingga menjadi gemukkan para pekerja meninjak injak lempung lagi supaya padat seprti gambar dibawah ini
Gemukan yang dinijak injak ini dimaksudkan agar gemukan yang dihasilkan tambah padat dan tambah lilit lagi. ini akan berpengaruh pada kualitas dari genteng yaitu menghasilkan genteng yang halus dan tidak jelek/brontok. setelah dinjak2 sampai padat dan mejadi gemukkan yang besar maka proses selanjutnya adalah membuat bulatan2 kecil seperti gambar dibawah
Bulatan bulatan kecil denag diameter 14 cm ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pembuatan dari genteng. setelah dikumpulkan dalam jumlah tertentu para pekerja siap untuk mencetak genteng. dibawah ini adalah bentuk dari cetakan genteng
cara kerja cetakan ini adalah dengan mengepres.yaitu bulatan2 tadi di taruh diatas nmatras dan di pres dengan menekan alat penekanya dan di tekan lagi denagn alat yang namanya songklek supaya hasil cetakan lebih padat dan menghasilkan genteng yang berkualitas bagus. setelah selesai mengepres maka hasil cetakan akan di temapat kan lagi di alat yang namanya nampan. agar cetakan tadi tidak lengket maka sebelum mengepres maka diberi minyak dulu. gambar dibawah adalah alat nampan.
Penyangga dari nampan tersebut dapat berputas sehingga memudahkan dalam proses pembuangan sisa - sisa dari hasil press, untuk merapikan bagian yang tepi biasanya digunakan pisau. Seperti terlihat gambar berikut :
setelah dirapikan genteng yang masih basah ini ditarung di tempat yang namanya biasa disebut sebagai andang, genting ditaruh sedemikian rupa (berdiri), andang ini terbuat dari dari bambu, andang adalah tempat penyimpan sementara genting yang masih basah, setelah 2 atau 3 hari, genting yang sudah agak mengering harus dipanaskan dengan bantuan sinar matahari, orang disini biasanya menaruh dipelataran pada pagi hari dan ketika sore dimasukkan kembali, proses ini sangat tergantung pada cuaca, jika musim penghujan, kegiatan menjemur atau mepe ini akan sangat terganggu.
Gambar genteng yang ditata di andang. Sementara gambar proses penjemuran seperti ini :

Proses ini dilakukan sampai genteng - genteng betul - betul kering, genteng yang kering biasanya di simpan di Los, Los adalah tempat pembuatan genteng, setelah beberapa ribu genteng kering, genteng tersebut ditata kedalam ruang pembakaran yang biasa disebut Jobongan. Genteng yang kering tersebut ditata sedemikian rupa di dalam Jobongan proses ini disebut dengan Ngringgi, setelah ditata, pinggir - pinggir dari pintu untuk memasukkan genteng ke Jobongan di tutup dengan menggunakan Lumpur. Gambar situasi Jobongan seperti dibawah ini :
Gambar diatas adalah Jobongan dilihat dari pintu yang digunakan untuk memasukkan genteng kedalam Jobongan. Sementara jika Jobongan dilihat dari luar yaitu tempat memasukkan bahan bakar kayu gambarnya seperti ini :
Lubang ini memanjang dari ujung jobongan ke ujung yang lainnya, sehingga pada saat memberikan bahan bakar kayu, panasnya dapat merata di semua sisi. Dalam pembakaran diperlukan banyak pengalaman, banyak kejadian genteng diabagian bawah sudah molet hitam sementara genting dibagian atas masih belum matang, hal itu biasanya disebabkan oleh pemberian api yang terlalu besar. Pembakaran biasanya dilakukan sehari semalam atau melihat ciri-ciri khusus bila suatu genteng sudah matang. Setelah genteng matang, api dimatikan dan dibiarkan 3 sampai 4 hari agar panasnya hilang, setelah panasnya hilang genteng yang sudah matang siap ditata diluar untuk dipasarkan, proses pengambilan Genteng dari Jobongan disebut Umbal. Berikut hasil tatanan genteng matang yang siap untuk dipasarkan :
Genteng siap di pasarkan

Kamis, 10 Juli 2008

Bikin Dunia INI jadi SERu DeGAN Hadirnya Diriku


Hidup? dari mana kita, dimana kita, akan kemana kita!!. Kita tidak meminta untuk lahir kedunia ini, kita tidak membawa apa2 lahir kedunia ini. Tuhan memberi kita akal, nafsu dan keinginan. Waktu masih bayi kita belajar untuk minum ASI IBU, setelah balita kita belajar untuk merangkak, kemudian belajar berjalan dan belajar berbicara. sekarang saya sudah dewasa, Ibarat berada di tengah hutan, kita harus hati2 banyak musuh yang akan menerkam kita, jangan sampai kita salah tembak bisa2 teman kita sendiri terkena tembak. belajarlah untuk menghargai dirimu sendiri. karena harga diri inilah satu2nya yang kita punya dan tidak bisa dibeli dengan apapun. walaupun kita tidak punya rumah megah, mobil yang mewah, perhiasan yang melimpah tapi kita punya harga diri yang harus kita terus pertahankan.


Rabu, 02 Juli 2008

SaLam KeNaL.


Hee... Kenalkan NaMA Ku Yoko Hendrik Prayitno asalku DSn Templek Ds Gadungan Kec Puncu. Aku Bekerja DI DEALER MPM MOTOR SAles Gitu lOh . Umurku 25 Tahun. Status SIngLe. Jangan di baca aja dong!! kirim komentarnya dong??? q tunggu ya??